Ternyata Stress Merupakan Salah Satu Penyebab Utama Nyeri lambung!

dyspepsia

Penyebab nyeri lambung. Anda sering dengar kata maag? Ya, maag, atau syndroma dyspepsia merupakan term medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tidak nyaman, mual, sensasi cepat kenyang atau nyeri pada perut bagian atas di bagian ulu hati atau diantara tulang iga. Syndrome ini dibagi atas dua hal, yaitu dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik. Apakah hal yang membedakan mereka? Ternyata, klasifikasi ini didasari oleh ada atau tidaknya luka pada lambung. Keduanya memang menunjukkan gejala yang hampir sama, namun penyebabnya dapat berbeda.

Dyspepsia organik, saat dilakukan endoskopi (tindakan memasukkan kamera ke dalam saluran cerna) akan menunjukkan adanya luka (ulkus) pada dinding dalam lambung. Sedangkan dyspepsia fungsional tidak menunjukkan abnormalitas apapun.

Penyebab nyeri lambung, penyebab dari dyspepsia fungsional ini bermacam-macam, mulai dari alergi terhadap makanan, pola makan yang tidak teratur, efek samping obat antinyeri NSAID jangka panjang seperti ibuprofen dan aspirin, sekresi asam lambung berlebihan dan yang paling sering  terjadi adalah gangguan psychosocial seperti anxietas, depresi atau stress! Stress dapat memicu dyspepsia fungsional disebabkan oleh aktivitas saraf autonom yang berubah disertai dengan naik-turunnya hormon, sehingga gerak saluran cerna beserta fungsinya juga turut berubah.

Kapankah gejala sakit perut Anda dapat ditetapkan sebagai dyspepsia fungsional? ROME III mengklasifikasikan dyspepsia fungsional menjadi epigastric pain syndrome (EP) dan postprandial distress syndrome (PD).

Dyspepsia fungsional tipe EP dapat ditegakkan jika memenuhi seluruh kriteria berikut:

  • Nyeri atau sensasi terbakar pada daerah ulu hati minimal satu kali seminggu
  • Nyeri bersifat hilang timbul
  • Nyeri tidak dirasakan di bagian perut lainnya selain ulu hati
  • Nyeri tidak membaik setelah BAB atau buang angin
  • Dokter tidak menemukan kriteria yang memenuhi kelainan empedu atau katup saluran pankreas

Sedangkan pada dispepsia fungsional tipe PD dapat ditegakkan jika memenuhi SALAH SATU kriteria berikut:

  • Rasa penuh atau kenyang yang mengganggu setelah makan dengan porsi yang normal. Rasa penuh ini dirasakan lebih dari satu kali dalam satu minggu
  • Rasa cepat kenyang menyebabkan Anda tidak menghabiskan makanan, dirasakan lebih dari satu kali dalam satu minggu
  • Kriteria lain seperti kembung, mual dan sendawa.

 Pencegahan Dyspepsia

Walupun tidak membahayakan nyawa, dyspepsia sering dihubungkan dengan impactnya terhadap kualitas hidup. Maka kita harus senantiasa melakukan perubahan gaya hidup dengan berbagai cara seperti berikut:

  • Memperbaiki pola makan. Konsumsilah makanan dengan sering namun sedikit daripada mengkonsumsi 2-3 kali namun dengan porsi yang besar. Setelah makan, tunggu 2-3 jam sampai Anda dapat berbaring.
  • Hindari makanan yang dapat melemahkan tonus dari katup antara kerongkongan dan lambung seperti coklat, mint dan alkohol agar tidak terjadi reflux atau dorongan balik keatas baik berupa makanan ataupun sekedar gas lambung.
  • Tidak merokok.
  • Menghindari penyebab stress
  • Makanan pedas, kopi atau makanan yang mengandung asam seperti tomat dan jeruk dapat memperburuk gejala dyspepsia pada beberapa orang. Jika Anda merasakannya, hentikanlah konsumsi hal-hal tersebut.
  • Menurunkan berat badan pada pasien overweight karena lemak berlebih akan memberikan tekanan pada saluran pencernaan dan selanjutnya memberikan efek buruk pada fungsinya.

Tatalaksana Dyspepsia

Penanganan syndrome dyspepsia dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Pada dyspepsia fungsional dengan kondisi sekresi asam lambung berlebih karena stress, pendekatan yang dapat dilakukan tersedia dalam dua pilihan, yaitu menetralkan atau memblokir produksinya.

Obat yang menetralkan asam lambung adalah obat golongan Antasida yang berisi senyawa yang akan berikatan dengan HCl. Sedangkan obat pemblokir terdiri dari dua kelas yaitu Histamine-2 receptor antagonist (H2RAs) dan proton pump inhibitor (PPIs). H2RA bekerja dengan cara memblokir efek dari histamin, suatu senyawa sinyal yang menstimulasi sel chief pada lambung yang bertugas dalam memproduksi asam lambung. Contoh dari obat ini ialah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine. Obat H2RA dapat diperoleh dengan resep dokter.

Sedangkan obat kelas PPI bekerja dengan cara memblokir enzim yang dibutuhkan untuk sekresi asam, dan akan memberikan efek terbaik saat kondisi lambung sedang kosong, setengah jam sebelum makanan pertama di pagi hari. Contoh obat ini adalah omeprazole, lansoprazole, pantoprazole sodium, esomeprazole, rabeprazole dan pantoprazole magnesium. Obat kelas PPI telah menjadi terapi yang paling efektif dalam meredakan gejala dan dapat meningkatkan kualitas hidup seperti menyembuhkan atau mencegah kerusakan kerongkongan. Penyebab nyeri lambung bisa beragam, salah satunya adalah stress, maka waspadalah! (msy)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *