Cara Mudah Membaca Hasil Foto Ronsen

Anda pasti tidak asing lagi dengan foto ronsen. Ya, foto ronsen merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang sering digunakan di rumah sakit untuk menemukan diagnosis penyakit yang lebih pasti. Foto ronsen dapat menunjukan kondisi jaringan-jaringan yang berada pada  rongga dada, rongga perut, juga penampang tulang dan  masih sering digunakan, terutama untuk memeriksa kondisi paru-paru dan keadaan tulang.

Foto ronsen menggunakan sinar X untuk memproyeksikan keadaan tubuh ke film. Bagian yang dapat ditembus sinar X akan berwarna putih, sementara bagian yang tidak dapat ditembus akan berwarna hitam. Dalam hal ini, yang akan berwarna putih adalah jaringan yang lebih keras seperti tulang, massa padat, ataupun cairan, dan yang berwarna hitam adalah udara.

Melihat hasil foto ronsen terkadang bisa jadi sangat membingungkan bagi sebagian orang, karena warnanya hanya hitam putih dan tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan dari sebuah hasil foto ronsen. Jika anda masih sering kebingungan melihat hasil foto ronsen, berikut ini adalah tips dan trik untuk membaca hasil foto ronsen:

  1. Kenali prinsip dasar ronsen

Prinsip dasar yang paling penting dari ronsen adalah warna. Warna hitam melambangkan gas, sementara warna putih menggambarkan jaringan, seperti tulang, jantung, pembuluh darah juga limfa. Lalu, kenapa paru berwarna hitam sementara jantung berwarna putih, padahal mereka sama-sama jaringan?

Jawabannya, paru-paru berisi gas, sehingga menampakan warna hitam, sementara jantung berisi darah yang akan menampakan warna putih. Maka, selain jaringan, warna putih juga dapat melambangkan massa (benda), baik cair maupun padat.

Prinsip selanjutnya, foto ronsen harus diambil ketika pasien menarik napas (inspirasi), karena pada saat menarik napas, udara masuk ke paru-paru dan mendorong tulang iga maju, film semakin tertekan, sehingga foto yang dihasilkan lebih jelas. Kualitas foto ronsen yang baik dilihat dari jumlah tulang iga yang terlihat. Apabila terlihat 10 tulang iga, maka hasil foto baik.

  1. Kenali posisi-posisi pemeriksaan ronsen

Pemeriksaan ronsen dapat dilakukan dalam berbagai macam posisi. Biasanya, pasien yang sehat jasmani dan mampu berdiri akan diposisikan berdiri, dengan dada menghadap film, punggung menghadap sinar. Posisi ini dinamakan posisi postero-anterior (PA) dan sering digunakan, maka pada lembar foto ronsen akan tertulis PA.

Pada pasien yang tidak mampu berdiri atau pasien anak, biasanya akan diposisikan dalam keadaan berbaring, sehingga punggungnya menghadap film sementara dadanya menghadap sinar. Posisi ini dinamakan Antero-Posterior atau AP. Di lembar foto, akan tertulis keterangan AP. Pada pasien yang dicurigai memiliki cairan di paru-paru, pasien akan diminta menghadap samping dan bagian kiri pasien menghadap film. Pada lebar foto akan diberi keterangan Lateral atau L. Standar pemeriksaan ronsen dada adalah foto PA dilengkapi dengan foto Lateral.

Mengapa posisi penting? Pada foto baring antero-posterior (AP), bayangan jantung akan terlihat membesar sehingga bisa terjadi misdiagnosis. Oleh karena itu, bagi pasien yang menderita penyakit jantung hendaknya difoto dalam posisi PA untuk menghindari kesan yang salah terhadap jantung.

  1. Ketahui apa yang harus anda perhatikan

Berikut ini adalah hal-hal yang bisa anda perhatikan pada foto ronsen:

chest-xray modif

a. Saluran pernapasan

Perhatikan bentuk saluran pernapasan. Apakah bentuknya lurus di tengah atau condong ke kanan atau ke kiri? Normalnya, bentuknya akan lurus. Saluran pernapasan yang bengkok dapat terjadi pada trauma atau pada kasus pneumothorax (masuknya udara ke dalam rongga di antara selaput pelapis paru dan paru). Perhatikan juga apakah ada benda-benda lain di foto ronsen, seperti alat pacu jantung.

b. Tulang

Perhatikan kondisi tulang-tulang yang ada pada foto. Apakah patah? Apakah ada perbedaan warna menjadi lebih terang atau gelap? Tulang yang warnanya lebih terang berarti lebih keras dibanding tulang lainnya dan kemungkinan mengalami proses pengerasan (sklerosis). Tulang yang warnanya lebih gelap kemungkinan mengalami penurunan densitas atau pengeroposan.

Perhatikan juga sendi-sendi antartulang, terutama jika foto ronsen alat gerak seperti tangan atau kaki. Apakah persendian menyempit atau melebar? Apakah nampak terlalu hitam? Apabila nampak terlalu hitam, kemungkinan ada udara di dalam ruang sendi. Apabila nampak lebih putih, mungkin ada pengerasan sendi.

c. Jantung

Sebelum memerhatikan kondisi jantung, anda harus yakin terhadap posisi foto ronsen, apakah foto ini dilakukan pada posisi PA atau AP. Pada posisi AP, dimana pasien biasanya berbaring, jantung akan terlihat membesar.

Pada jantung, yang paling utama adalah menilai ukurannya. Normalnya, ukuran jantung pada foto ronsen tidak boleh lebih dari setengah lebar rongga dada. Misalnya, lebar rongga dada pada foto ronsen adalah 30 cm, maka lebar jantung tidak boleh melebihi 15 cm.

d. Diafragma

Diafragma merupakan pembatas antara rongga dada dengan rongga perut, letaknya berada persis dibawah paru. Antara paru dan diafragma terdapat sudut costophrenic yang normalnya adalah lancip. Apabila sudut costophrenic tumpul, kemungkinan ada cairan di dalam paru. Diafragma pada bagian kiri dan kanan gambar tingginya tidak sama. Diafragma kanan cenderung lebih tinggi dibanding diafragma kiri karena di sebelah kanan, ada organ hati yang mendesak posisi diafragma sehingga berada lebih tinggi daripada diafragma kiri.

e. Paru

Perhatikan kedua lapang paru. Normalnya lapang paru keduanya simetris, sama warnanya, yaitu hitam. Apabila terdapat warna hitam yang lebih gelap di satu paru, patut dicurigai adanya gas berlebih dalam rongga dada seperti pada kasus pneumothorax. Apabila terdapat warna putih yang terlokalisir, patut dicurigai adanya massa padat, sementara apabila warna putih berada pada dasar paru, kemungkinan terdapat cairan atau darah, dan apabila terdapat titik-titik putih yang menyebar, kemungkinan adalah Tuberkulosis Paru atau infeksi.

Di antara kedua paru terdapat corakan bronkovaskular yang merupakan kumpulan pembuluh darah dan kelenjar limfatik. Normalnya, corakan bronkovaskular halus, terlokalisasi di tengah-tengah foto, tidak menjalar sampai ke tengah lapang paru, bahkan sampai ujung. Apabila ditemukan corakan yang kasar, patut dicurigai adanya peradangan.

Bagaimana? Tidak sulit bukan? Hal yang sangat perlu diingat adalah bahwa hitam adalah udara sementara putih adalah jaringan atau massa yang lebih keras. Jika anda sudah mengerti prinsip dan struktur apa yang harus diperhatikan, membaca foto ronsen pasti terasa lebih mudah. Selamat mencoba! (ad)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *