Sebanyak 82 Zat Baru Masuk ke dalam golongan 1 Narkotika

Melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2014, pemerintah menambahkan sebanyak 82 zat baru ke dalam narkotika golongan 1. Adapun Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Zat baru ini diperkirakan akan terus bertambah tiap tahunnya mengingat semakin beragamnya modifikasi struktur kimia yang dapat diterapkan secara sintetis. Hal ini mengindikasikan pula kuatnya sokongan terhadap pengembangan produk dan peredaran narkotika, karena modifikasi struktur kimia ini tentunya dilakukan dalam suatu penelitian khusus dengan peralatan laboratorium lengkap.

Pemerintah melakukan langkah pembuatan Peraturan Bersama (Perber) yang ditandatangani oleh 7 lembaga penegak hukum yang tergabung dalam Mahkumjakpol Plus yaitu Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung, Polri, Plus BNN, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, yang intinya bahwa penanganan narkoba bukan hanya dilakukan pada suplai nya, tetapi juga di permintaan pasarnya, yaitu dengan penanganan bagi para pecandu dan korban penyalah guna narkoba. Langkah ini dilakukan dengan melakukan rehabilitasi sebagai bentuk hukuman terhadap pecandu dan korban penyalah guna narkoba.

Permasalahan Narkoba yang semakin kompleks ini tentunya memerlukan dukungan dan kewaspadaan dari berbagai pihak, terutama dengan semakin maraknya kasus narkoba masuk ke lembaga pendidikan.

DAFTAR NARKOTIKA GOLONGAN I

  1. Tanaman Papaver Somniferum L  dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
  2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver  Somniferum L  dengan atau tanpa  mengalami pengolahan sekedarnya untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.
  3. Opium masak terdiri dari : (a)  candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan. (b) jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain. (c)Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
  4. Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.
  5. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.
  6. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.
  7. Kokaina, metil ester-1-bensoil ekgonina.
  8. Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
  9. Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya.
  10. Delta 9 tetrahydrocannabinol, dan semua bentuk stereo kimianya.
  11. Asetorfina : 3-0-Acetiltetrahidro-7α-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6, 14-endoeteno-oripavina.
  12. Acetil–alfa–metil fentanil: N-[1-(α-Metilfenetil)-4-piperidil] asetanilida.
  13. Alfa-metilfentanil : N-[1 (α-Metilfenetil)-4-piperidil] propionanilida
  14. Alfa-metiltiofentanil : N-[1-] 1-Metil-2-(2-tienil) etil]-4-piperidil] priopionanilida
  15. 15.  Beta-hidroksifentanil : N-[1-(beta-Hidroksifenetil)-4-piperidil] propionanilida
  16. Beta-hidroksi-3-metil-fentanil : N-[1-(beta-Hidroksifenetil)-3-metil-4 piperidil]propionanilida.
  17. Desmorfina : Dihidrodeoksimorfina
  18. Etorfina : Tetrahidro-7α-(1-hidroksi-1-metilbutil)-6,14-endoetenooripavina
  19. Heroina : Diacetilmorfina
  20. Ketobemidona : 4-Meta-hidroksifenil-1-metil-4-propionilpiperidina
  21. 3-Metilfentanil : N-(3-Metil-1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
  22. 3-Metiltiofentanil : N-[3-Metil-1-[2-(2-tienil) etil]-4-piperidil] propionanilida
  23. MPPP : 1-Metil-4-fenil-4-piperidinol propianat (ester)
  24. Para-fluorofentanil : 4‘-Fluoro-N-(1-fenetil-4-piperidil) propionanilida
  25. PEPAP : 1-Fenetil-4-fenil-4-piperidinolasetat (ester)
  26. Tiofentanil : N-[1-[2-(2-Tienil)etil]-4-piperidil] propionanilida
  27. BROLAMFETAMINA, nama lain DOB : (±)-4-Bromo-2,5-dimetoksi- α –metilfenetilamina
  28. DET : 3-[2-(Dietilamino )etil] indol
  29. DMA : ( + )-2,5-Dimetoksi- α –metilfenetilamina
  30. DMHP : 3-(1,2-Dimetilheptil)-7,8,9,10-tetrahidro-6,6,9-trimetil-6Hdibenzo[ b,d]piran-1-ol
  31. DMT : 3-[2-( Dimetilamino )etil] indol
  32. DOET : (±)-4-Etil-2,5-dimetoksi- α –metilfenetilamina
  33. ETISIKLIDINA, nama lain PCE : N-Etil-1-fenilsikloheksilamina
  34. ETRIPTAMINA. : 3-(2-Aminobutil) indol
  35. KATINONA : (-)-(S)- 2-Aminopropiofenon
  36. ( + )-LISERGIDA, nama lain LSD, LSD-25 : 9,10-Didehidro-N,N-dietil-6-metilergolina-8 β–karboksamida
  37. MDMA : (±)-N, α-Dimetil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
  38.  Meskalina : 3,4,5-Trimetoksifenetilamina
  39. METKATINONA : 2-(Metilamino )-1- fenilpropan-1-on
  40. 4- Metilaminoreks : (±)-sis- 2-Amino-4-metil- 5- fenil- 2-oksazolina
  41. MMDA : 5-Metoksi- α-metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
  42. N-etil MDA : (±)-N-Etil- α -metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
  43. N-hidroksi MDA : (±)-N-[α-Metil-3,4-(metilendioksi)fenetil] hidroksil amina
  44. Paraheksil : 3-Heksil-7,8,9,10-tetrahidro-6,6, 9-trimetil-6H-dibenzo[b,d] piran-1-ol
  45. PMA : p-Metoksi-α–metilfenetilamina psilosina,
  46. psilotsin : 3-[2-(Dimetilamino )etil]indol-4-ol
  47. PSILOSIBINA : 3-[2-(Dimetilamino)etil]indol-4-il dihidrogen fosfat
  48. ROLISIKLIDINA, nama lain PHP, PCPY: 1-( 1- Fenilsikloheksil)pirolidina
  49. STP, DOM : 2,5-Dimetoksi- α ,4-dimetilfenetilamina
  50. TENAMFETAMINA, nama lain MDA : α -Metil-3,4-(metilendioksi) fenetilamina
  51. TENOSIKLIDINA, nama lain TCP : 1- [1-(2-Tienil) sikloheksil]piperidina
  52. TMA : (±)-3,4,5-Trimetoksi- α –metilfenetilamina
  53. AMFETAMINA : (±)- α–Metilfenetilamina
  54. DEKSAMFETAMINA : ( + )- α–Metilfenetilamina
  55. FENETILINA : 7-[2-[(α-Metilfenetil)amino]etil]teofilina
  56. FENMETRAZINA : 3-Metil-2-fenilmorfolin
  57. FENSIKLIDINA, nama lain PCP : 1-(1-Fenilsikloheksil)piperidina
  58. LEVAMFETAMINA, nama lain levamfetamina: (- )-(R)- α–Metilfenetil Amina
  59. Levometamfetamina : ( -)-N, α–Dimetilfenetilamina
  60. MEKLOKUALON : 3-(o-klorofenil)-2-metil-4(3H)- kuinazolinon
  61. METAMFETAMINA : (+ )-(S)-N, α–Dimetilfenetilamina
  62. 62.  METAKUALON : 2-Metil-3-o-tolil-4(3H)-kuinazolinon
  63.  ZIPEPPROL : α-(α-Metoksibenzil)-4-(β-metoksifenetil)-1-piperazinetano
  64. Sediaan opium dan/atau campuran dengan bahan lain bukan Narkotika
  65. 5-APB : 5-(2-Aminopropil)benzofuran; 1-benzofuran-5-ilpropan-2-amina
  66. 6-APB : 6-(2-Aminopropil)benzofuran; 1-benzofuran-6-ilpropan-2-amina
  67. 25B-NBOMe : 2-(4-Bromo-2,5-dimetoksifenil)-N-[(2-metoksifenil) metil]etanamina
  68. 2-CB : 2-(4-Bromo-2,5-dimetoksifenil)etanamina; 4-Bromo-2,5-dimetoksimetamfetamina
  69. 25C-NBOMe, nama lain 2C-C-NBOMe : 1-(4-Kloro-2,5-dimetoksifenil)-N-[(2-metoksifenil)metil]-2-etanamina
  70. Dimetilamfetamina, nama lain DMA : N,N-Dimetil-1-fenilpropan-2-amina
  71. DOC : 1-(4-Kloro-2,5-dimetoksi-fenil)propan-2-amina
  72. ETKATINONA: 2-etilamino-1-fenilpropan-1-on
  73. JWH-018 : (1-Pentil-1H-indol-3-il)-1-naftalenil-metanon
  74. MDPV: 3,4-Metilendioksipirovaleron, nama lain : 1-(3,4-metilendioksifenil)-2-(1-pirolidinil)pentan-1-on;
  75. MEFEDRON, nama lain 4-MMC : 1-(4-metilfenil)-2-metilaminopropan-1-on
  76. METILON, nama lain MDMC : 2-Metilamino-1-(3,4-metilendioksifenil)propan-1-on
  77. 4-METILKATINONA, nama lain 4-MEC : 2-etilamino-1-(4-metilfenil)propan-1-on
  78. MPHP : 1-(4-Metilfenil)-2-(1-pirrolidinil)-1-heksan-1-on
  79. 25I-NBOMe, nama lain 2C-I-NBOMe : 1-(4-Iodo-2,5-dimetoksifenil)-N-[(2-metoksifenil)metil]etanamina
  80. PENTEDRONE : (±)-1-Fenil-2-(metilamino)pentan-1-on
  81. PMMA : p-Metoksimetamfetamina; N-metil-1-(4-Metoksifenil)propan-2-amina
  82. 82.  XLR-11 : (1-(5-Fluoropentil)-1H-indol-3-il)2,2,3,3-tetrametilsiklo propil)-metanon

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *