Bedak Johnson & Johnson Dapat Memicu Kanker? Ini Penjelasan BPOM

317D501800000578-3460891-image-a-7_1456267114539

Beberapa waktu yang lalu masyarakat sempat dikejutkan dengan pemberitaan mengenai salah satu produk dari Johnson & Johnson. Dalam pemberitaan yang muncul di berbagai media online tersebut kabarnya bedak bayi yang diproduksi oleh perusahaan multinasional Amerika ini diduga dapat memicu kanker. Benarkah demikian? Lalu bagaimanakah hal tersebut dapat terjadi?

Awal Mula Kasus Bedak Bayi Johnson & Johnson Diduga Dapat Memicu Kanker

Kasus bedak Johnson & Johnson yang diduga dapat memicu kanker ini berawal dari meninggalnya seorang wanita dari Birmingham yang bernama Jacqueline Fox karena kanker ovarium. Sebelum meninggal, kabarnya Jacqueline Fox secara rutin telah menggunakan bedak bayi Johnson & Johnson dan produk lainnya yaitu Shower to Shower untuk pembersih kewanitaannya selama 35 tahun. Jacqueline Fox terdiagnosa kanker ovarium sejak 3 tahun sebelum akhir hayatnya. Ia meninggal pada bulan Oktober 2015 di usianya yang menginjak 62 tahun.

Kemudian atas kasus tersebut keluarga Jacqueline Fox menggugat Johnson & Johnson ke pengadilan. Hasilnya, pengadilan negara bagian Missouri memutuskan bahwa keluarga Jacqueline Fox memenangkan gugatan tersebut sekaligus menyatakan bahwa Johnson & Johnson bersalah karena gagal memberikan peringatan pada konsumen atas potensi produknya yang berbahaya. Rupanya peringatan yang sama juga pernah dilayangkan sebelumnya oleh The American Cancer Society pada tahun 1999 silam. Sebagai hukuman dari kelalaian ini pengadilan memerintahkan kepada Johnson & Johnson agar membayar ganti rugi kepada keluarga Jacqueline Fox sebesar US $72 juta atau sekitar 965 miliar.

Bahan Yang Diduga Terkait Kanker

Kabarnya ada dua bahan dari produk Johnson & Johnson yang diduga terkait dengan kejadian kanker, yaitu 1,4-dioxane dan formaldehyde. Kedua bahan ini memang sudah lama dipersoalkan sejak tahun 2009. Pada tahun 2012 Johnson & Johnson menyepakati akan mengeluarkan dua bahan yang diduga sebagai zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada produk yang dihasilkannya mulai tahun 2015.

Sementara itu bahan dasar yang umumnya digunakan untuk pembuatan bedak bayi adalah talc yang di dalamnya terkandung berbagai zat seperti magnesium, silikon, dan oksigen dalam bentuk alami. Kemudian bermunculan beberapa jenis bedak yang ditemukan mengandung asbes. Zat inilah yang diketahui dapat menyebabkan kanker paru-paru bila terhirup. Tetapi ketika hal tersebut terbukti sekitar tahun 1970-an, seluruh produsen berhenti menggunakan bahan bedak tersebut. Sebagai gantinya, digunakanlah bahan berupa pati jagung oleh sebagian besar perusahaan-perusahaan di AS dan bahan tersebut tidak pernah dikaitkan dengan kanker.

Terkait dengan kasus yang menimpa Jacqueline Fox, klaim bahwa adanya hubungan antara kanker ovarium dengan penggunaan bedak masih dalam perdebatan karena menurut para pakar kesehatan hal ini belum diperkuat dengan bukti secara ilmiah. Namun demikian, mereka memiliki dugaan bahwa ada partikel bedak yang dapat masuk ke dalam ovarium dan menyebabkan iritasi serta pembengkakan. Jika hal ini terus terjadi dalam waktu yang lama maka akan meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.

Penjelasan BPOM Terkait Dugaan Kanker Akibat Penggunaan Bedak Johnson & Johnson

Menanggapi kasus tersebut sekaligus menjawab keresahan masyarakat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada akhirnya memberikan beberapa penjelasan mengenai produk bedak bayi dari Johnson & Johnson yang diduga dapat menyebabkan kanker. Beberapa penjelasan penting dari BPOM tersebut adalah:

  1. Bahwa nama produk yang tercantum dalam pemberitaan tersebut adalah Johnson’s Baby Powder Cornstarch with Aloe & Vitamin E dan Johnson’s Baby Powder Calming Lavender & Chamomile.
  2. Berdasarkan penelusuran database notifikasi kosmetika yang ada di BPOM, terdapat 9 produk baby powder PT. Johnson & Johnson dari 75 produk baby powder yang ternotifikasi, namun produk baby powder Johnson & Johnson yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut di atas tidak terdapat dalam database notifikasi kosmetika.
  3. Komposisi produk baby powder Johnson & Johnson yang ternotifikasi di BPOM umumnya mengandung talc dengan kadar 98% – 99,83% sehingga aman digunakan.
  4. Sesuai Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, Lampiran I Daftar Bahan yang diperbolehkan digunakan dalam kosmetika dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan, talc boleh digunakan pada kosmetika jenis sediaan serbuk untuk anak-anak dan sediaan lainnya, tidak ada pembatasan kadar maksimum penggunaan maupun persyaratan lainnya, dan pada sediaan serbuk untuk anak-anak harus mencantumkan peringatan “jauhkan serbuk dari mulut dan hidung anak-anak”.
  5. Masyarakat tidak perlu khawatir karena produk baby powder Johnson & Johnson yang ternotifikasi di BPOM tidak mengandung bahan dilarang yang dapat memicu kanker.

Dengan penjelasan dari BPOM mengenai dugaan kanker karena penggunaan bedak bayi Johnson & Johnson tersebut diharapkan masyarakat sudah tidak resah lagi terhadap pemberitaan di media. Bedak bayi Johnson & Johnson aman digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dapatkan update berita kesehatan dan tips kesehatan lainnya hanya di website Medicalogy. (pf)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *