Mengenal Platelet Agitator

platelet-agitator

Transfusi darah merupakan sebuah terapi intervensi essensial. Pengumpulan darah dari donor dan berikut pengolahan darah tersebut merupakan proses penting pada setiap rumah sakit. Setiap dari kita sebagai manusia terkadang memerlukan darah dalam keadaan darurat dan sebagian lagi memerlukan transfusi darah secara rutin. Tujuan dari transfusi adalah menyediakan komponen darah yang akan meningkatkan status fisiologis dari pasien. Penggunaan whole blood atau penggunaan seluruh komponen darah merupakan suatu hal yang jarang dilakukan pada masa kini, kecuali autologus transfusion atau pengumpulan darah yang terbuang selama proses operasi yang nantinya akan dimasukan kembali ke tubuh pasien. Itulah sebabnya kenapa setiap kali dilakukan pemisahan komponen-komponen darah ketika dilakukan pengumpulan darah. Biasanya komponen yang ingin dipisahkan adalah sel darah merah dan plasma, tanpa terkecuali platelet/keping darah.

Platelet adalah sebuah sel hidup dan didapat dari darah manusia melalui metode platelet apheresis, sebuah metode untuk memisahkan sebuah komponen darah secara spesifik. Untuk keperluan transfusi platelet manusia, platelet disimpan dalam bank darah sebagai sebuah konsentrat, dan merupakan tatalaksana pilihan dalam menangani kasus trombositopenia dan perdarahan. Plasma yang kaya akan platelet harus disentrifugasi dalam 8 jam setelah dilakukan phlebotomy. Sentrifugasi tambahan dan penghilangan komponen plasma lainnya akan membantu konsentrasi platelet.

Agar dapat berfungsi efektif secara klinis, platelet yang ditransfusi harus mampu bersirkulasi dan mengenal serta bereaksi terhadap kerusakan vaskular. Penyimpanan dalam suhu ruangaan terbatas hanya 5-7 hari karena risiko tinggi untuk terjadi pertumbuhan bakteri dan kehilangan fungsinya, selain itu platelet juga tidak tahan jika disimpan dalam suhu kulkas. Jika dibekukan, platelet akan dideteksi dan secara cepat akan dihilangkan dari sirkulasi meskipun masih berfungsi secara normal. Karena hal tersebut, maka platelet disimpan dalam sebuah alat yang bernama platelet agitator. Jika tidak terdapat platelet agitator, platelet tidak akan mampu disimpan. Sekali disiapkan, platelet harus segera ditransfusi kepada mereka yang membutuhkan kecuali bank darah memiliki dua alat. Pertama, sebuah fasilitas pendingin dengan sistem monitor yang mampu menjaga temperatur pada 20˚C hingga 24˚C atau yang kedua yaitu sebuah inkubator yang mampu menjaga suhu dalam rentang 20˚C hingga 24˚C.

Pada masa kini dengan kemajuan teknologi, platelet agitator tersimpan dalam sebuah platelet incubator sebagai sebuah kesatuan sistem. Fungsi utama dari platelet agitator adalah menyimpan konsentrasi platelet dalam sebuah gerakan yang kontinu pada temperatur spesifik. Temperaturnya berkisar antara 20˚C hingga 24˚C. Gerakan agitasi secara lembut menjaga viabilitas dari platelet pada fasilitas-fasilitas kesehatan. Para produsen platelet agitator menghadirkan alatnya dengan beberapa fitur tambahan seperti fitur untuk menghentikan agitasi untuk sementara waktu. Gerakan agitasi secara lembut baik sirkuler akan menghasilkan hasil yang terbaik. Platelet agitator terbaru juga memiliki roller dan glider untuk menurunkan alat ini secara halus.

Selama gerakan agitasi berlangsung, tidak boleh ada gerakan menyentak mendadak dan gerakan harus secara halus. Meskipun platelet agitator dapat dimatikan secara manual, pada kenyataannya alat ini harus didiamkan hingga berhenti secara ototmatis ketika pintu inkubator terbuka dan mulai kembali secara otomatis ketika pintu inkubator tertutup. Jika platelet agitator gagal untuk memulai atau berhenti selama penggunaan, harus ada sebuah alarm yang berbunyi untuk mengingatkan penggunanya. Mengingat platelet merupakan sebuah sel hidup dan harus berada di dalam sebuah suspensi, agitasi biasanya dijaga pada 70 cpm berkonjungsi dengan pertukaran gas dari dunia luar.

Platelet disimpan pada sebuah kantung besar dengan ratio permukaan berbanding volume yang besar dan agitator  memfasilitasi pertukaran oksigen dengan difusi. Jika tidak terjadi agitasi selama lebih dari 24 jam, isi dari kantung ini akan menjadi hypoxic dan metabolisme beralih menjadi glikolisis anaerob dan produksi asam laktat meningkat sehingga platelet akan kehilangan fungsinya. Platelet yang rusak dalam situasi dingin tetap bekerja normal dalam test fisiologi in vitro, namun akan cepat dihilangkan dalam sirkulasi darah setelah dilakukan infusi ulang. Sangat mungkin untuk menyimpan platelet selama 8-13 hari, biasanya bank darah lebih menyukai untuk menyimpan platelet selama 5 hari untuk mencegah kontaminasi bakteri. Hal ini menyatakan bahwa 4-16 persen dari platelet akan rusak karena mereka tidak menemukan resipien selama waktu yang ada.

Alat ini memiliki struktur seperti sebuah ruang yang terbuat dari dua lapisan dinding. Bagian eksteriornya terbuat dari besi ringan sedangkan bagian dalamnya terbuat dari stainless steel. Platelet agitator memiliki beragam ukuran dan desain yang berbeda dan harus memiliki struktur yang kuat. Agitator memiliki lima kapasitas berbeda, antara lain 12, 24, 36, 48, dan 96 kantung. Selain itu, alat ini juga memiliki tanda pengingat jika terjadi sebuah kegagalan gerak dan pengingat jika terjadi overheat pada inkubator.

Inkubator platelet memiliki pintu depan untuk melihat kantung-kantung platelet. Pintunya memiliki berat yang ringan dan dapat meluncur kedalam ruangannya untuk menjaga atau mengambil kantung dari agitator. Alat ini juga dilengkapi microprocessor yang menolong dalam memonitor semua fungsi agitator beserta dengan inkubator. Microprocessor ini memonitor temperatur ruang pada setiap waktu. Tampilan layar LCD/LED menunjukkan semua parameter termasuk tanggal, waktu, temperatur, mode pendingin, dan mode pemanas. Jika terjadi kegagalan sumber energi, terdapat sebuah baterai yang dapat diisi ulang untuk memberikan suplai energi secara darurat. Platelet akan rusak jika mesin dihentikan secara manual. Kerusakan ini muncul berelasi dengan peningkatan produksi dari asam laktat yang berkaitan dengan interupsi pada agitator.

Sebuah sistem yang efisien harus dibuat untuk memastikan bahwa semua darah dan komponen-komponen darah dapat dikirim dan mencapai tujuannya. Ketika pengiriman, suhu juga harus dijaga dan pengiriman komponen darah yang disimpan dalam bentuk beku harus dikirim dalam keadaan beku. Dalam penggunaannya sehari-hari, platelet harus ditransport dalam waktu maksimal 24 jam. Kontainer yang digunakan untuk mentransport platelet harus diatur agar mencapai temperatur 20˚C hingga 24˚C sebelum digunakan. Jika temperatur luar berada dalam suhu yang ekstrem seperti cuaca  panas, sebaiknya gunakan kantung pendingin yang dapat ditransport bersamaan dengan platelet dan akan menjaga suhu dari isi kontainer dalam 20˚C hingga 24˚C hingga 24 jam. Selain penggunaan kantung pendingin, juga terdapat kontainer yang memiliki sumber tenaganya sendiri sehingga dapat mengatur suhu untuk tetap stabil dalam rentang 20˚C hingga 24˚C. Transport harus mencapai tujuan sebelum 24 jam karena rentang waktu 24 jam adalah waktu yang dimiliki platelet tanpa agitasi.

Platelet yang tidak digunakan harus dibuang dalam sebuah tempat khusus. Selain dibuang dalam tempat khusus, komponen darah yang sudah tidak terpakai harus diberi tanda khusus untuk membedakannya dengan yang masih bisa dipakai. Komponen darah yang tidak terpakai harus disimpan dalam pendingin untuk meminimalisir pertumbuhan bakteri dan harus dibuang dalam pengawasan agar tidak dipakai pihak tak bertanggungjawab.(gjs)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *