Mendengar Tidak Sesimpel Itu : Inilah Sederet Fungsi Alat Bantu Dengar

Alat bantu dengar mendukung proses pendengaran telinga sebagai bagian dari panca indera. Anda tentunya mengetahui 5 panca indra yang ada di tubuh kita: mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit – semua panca indra ini memiliki fungsi dasar yang sebenarnya sama: menghubungkan kita dengan dunia luar karena pada dasarnya manusia harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar untuk bisa hidup dan di dalam jiwa kita, kita ditakdirkan untuk menjadi makhluk sosial, yang tentunya membuat kita tidak bisa lepas dari berinteraksi.

header_special_senses

Dari semua panca indra yang ada, telinga adalah suatu panca indra yang lekat sekali dengan kehidupan sosial, karena kita sehari-hari berkomunikasi dengan sesama menggunakan telinga untuk mendengar dan mulut untuk berbicara. Tanpa telinga yang befungsi dengan baik, komunikasi kita pasti terganggu. Selain itu, telinga juga memiliki implikasi psikis pada diri kita – contiohnya adalah kita ingin mendengarkan lagu saat sedih dan sejumlah suara dapat menimbulkan gejolak emosional pada diri kita. Coba bayangkan, bagaimana jika saat sedih anda ingin mendengarkan sebuah lagu namun lagu tersebut tidak dapat anda dengar dengan baik – pasti anda tambah sedih lagi.

130711135459_1_900x600

Gangguan pendengaran dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik (dengan garpu tala atau otoskop) maupun pemeriksaan penunjang (seperti tes audiometri).

14755_07_10_12_3_30_31_93552040
Pemeriksaan Garpu Tala
audiometry3
Pemeriksaan Audiometri

Perlu diketahui, ada dua jenis gangguan pendengaran menurut waktu awal mula gangguan pendengaran itu terjadi, yaitu gangguan pendengaran prelingual dan postlingual. Gangguan pendengaran prelingual adalah gangguan pendengaran yang terjadi pada seseorang sebelum orang bisa berbicara. Gangguan pendengaran prelingual ini akan menghambat seseorang dalam memahami bahasa dan memproduksi bahasa, sehingga akan mengganggu orang tersebut dalam berbicara – sehingga banyak yang berpendapat “orang yang memiliki gangguan pendengaran biasanya akan memiliki kesulitan bicara, entah gagu atau bisu”. Hal tersebut kurang lebih benar adanya, jika gangguan pendengaran bersifat prelingual.

Gangguan pendengaran postlingual adalah gangguan pendengaran yang dialami seseorang setelah orang tersebut menguasai bahasa dan bisa berbicara dengan normal – contohnya adalah gangguan pendengaran yang dialami oleh orang tua yang bersifat progresif sesuai dengan pertambahan umur (senile deafness). Gangguan pendengaran postlingual juga memiliki konsekuensinya sendiri. Orang yang mengalami gangguan pendengaran postlingual cenderung  berbicara keras-keras sehingga terkadang salah dimengerti oleh orang disekitarnya – terkadang dikira marah atau dijadikan lelucon. Hal ini tentunya membuat down mental orang-orang yang memiliki gangguan pendengaran jenis ini. Belum lagi orang yang memiliki gangguan pendengaran postlingual cenderung diliputi rasa curiga, karena mereka tidak bisa memahami secara penuh apa yang orang bicarakan pada mereka sehingga ada rasa takut untuk dibohongi. Selain itu karena ketidakbisaan mendengarkan dan berkonsentrasi menangkap sebuah pembicaraan, tentunya orang-orang dengan gangguan pendengaran jenis ini akan merasa kepercayaan dirinya turun drastis. Apabila orang-orang ini bekerja, mereka akan mengalami penurunan performa dalam bekerja. Gangguan pendengaran postlingual juga sama berbahayanya dengan gangguan pendengaran prelingual.

Gangguan pendengaran bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia medis – ini adalah penyakit lama yang sudah berusaha dicari jalan keluarnya sejak dulu. Anda mungkin mengetahui Helen Keller – seorang jurnalis dan aktivis politik Amerika Serikat yang fenomenal di awal abad 19, karena sangat berpengaruh walaupun berada dalam kondisi buta dan tuli. Dari awal abad 17, ilmuwan-ilmuwan juga telah melakukan terobosan untuk mengurangi dampak gangguan pendengaran, di antaranya adalah membuat alat bantu dengar pertama berbentuk terompet, yang sering anda lihat di film-film kartun, bernama Ear Trumpet.

Hearing

Prinsip kerja ear trumpet adalah melokalisasi suara ke dalam kanal terompet sehingga suara lebih jelas terdengar. Untuk mendapatkan hasil maksimal, pembicara harus berbicara tepat di depan corong. Ear trumpet adalah cikal bakal alat bantu dengar digital yang sering kita temukan di pasaran dewasa ini, walaupun secara prinsip kerja, alat bantu digital memiliki konsep yang agak berbeda, yaitu amplifikasi atau memperkuat sinyal elektrik yang dihasilkan oleh gelombang suara. Dengan prinsip ini, diciptakanlah berbagai macam bentuk alat bantu dengar dengan ukuran yang makin beragam dan kaya akan fitur-fitur tertentu.

Alat bantu dengar tentu saja berfungsi untuk membantu pendengaran – tapi seiring berkembangnya zaman dan bertambahnya aktivitas manusia, alat bentu dengar dituntut untuk memiliki fungsi yang lebih dari sekadar “mengeraskan suara yang masuk ke telinga”. Hm, kira-kira apa saja fungsi alat bantu dengar selain mengeraskan suara ya?

Memilah-milah suara yang harus dikencangkan

Pernahkah anda berbicara dengan seseorang di tengah-tengah lingkungan yang ramai dan berisik? Anda pasti akan cenderung berkonsentrasi pada suara orang tersebut dan mengabaikan keramaian di sekitar sehingga suara orang tersebut lebih jelas dibandingkan suara-suara ‘mengganggu’ lainnya. Nah, fungsi inilah yang dimiliki alat bantu dengar digital generasi baru: memilah suara mana yang harus diamplifikasi!

Ketika anda berada di tengah-tengah kemacetan dan klakson, teknologi terbaru pada alat bantu dengar akan menyadari bahwa ‘suara klakson itu sudah keras, jadi tidak perlu dikencangkan atau diamplifikasi lagi’, sehingga ia akan memfokuskan kekuatan amplifikasinya pada suara lawan bicara anda yang lebih kecil. Hal ini disponsori oleh kemampuan alat bantu dengar untuk membedakan frekuensi suara dan membaginya ke dalam kelompok-kelompok tertentu yang disebut channel. Dari kumpulan channel-channel tersebut, alat bantu dengar akan mengamplifikasi beberapa channel agar suara-suara yang ‘penting’ dapat didengar dengan jelas. Kemampuan ini juga disempurnakan oleh fitur noise reduction.

noise-reduction-diagram-hearing-ads-melbourne
Ilustrasi noise reduction

Melokalisasi suara

Jika anda berbicara dengan seseorang, anda akan cenderung berhadapan dengan orang tersebut, bukan? Nah, hal ini menjadi catatan tersendiri bagi pengembang alat bantu dengar untuk mengembangkan karyanya.

Alat bantu dengar generasi baru dilengkapi dengan directional microphone, sehingga dapat melokalisasi asal suara dan mendahulukan suara yang berada di depan pengguna untuk diamplifikasi sehingga suara yang berasal dari depan anda akan lebih kencang dibanding di sisi lain – dengan begitu, anda bisa berbicara berhadapan secara nyaman dengan lawan bicara anda, sekalipun di tempat yang ramai.

Mendengar lebih banyak dari mana saja

Anda pasti tidak asing lagi dengan penggunaan ponsel, MP3 player, dan televisi. Hal ini menjadi tantangan bagi pengembang alat bantu dengar untuk mengembangkan produk yang ramah dengan teknologi lainnya dan ditemukanlah solusi berupa Bluetooth. Cukup hubungkan alat bantu dengar yang anda miliki dengan ponsel, MP3 player, atau televisi melalui Bluetooth dan anda bisa berkomunikasi dengan orang di seberang ponsel anda, mendengarkan musik dari MP3 player atau televisi.

hearing_aid_bluetooth

Memantau kebutuhan pendengaran anda

Alat bantu dengar generasi baru memiliki memori dengan kapasitas yang bagus untuk memantau kebutuhan pendengaran anda. Alat bantu dengar mampu mengingat berapa jam anda menggunakannya dalam sehari, berapa volume yang biasanya anda gunakan, berapa kali anda mengecilkan atau mengeraskan volume dalam sehari, bahkan beberapa alat bantu dengar mampu mengenali lingkungan dan mengatur dirinya secara otomatis untuk jenis lingkungan yang berbeda-beda agar sesuai dengan kebutuhan pendengaran anda. Memori ini sangat penting fungsinya; inilah yang membuat anda tidak perlu mengulang pengaturan dan segala hal yang terekam di memori dapat menjadi pertimbangan audiologis pribadi anda untuk membantu anda menangani ketidaknyamanan dalam memakai alat bantu dengar.

12996_Watch_Web_Modules_app_650x600
Perhatikan ponsel: Pada ponsel terdapat berbagai moda alat bantu dengar sesuai dengan kondisi sekitar: kemacetan, restauran, outdoor.

Nah, itulah sederet fungsi-fungsi alat bantu dengar yang kadang tidak terpikirkan oleh orang-orang saat membahas tentang alat bantu dengar. Proses mendengar sendiri adalah proses yang kompleks sehingga fungsi alat bantu dengar pun kompleks dan detil – bukan hanya sekadar mengeraskan suara saja agar dapat terdengar. Dengan fungsi-fungsi tambahan ini, seseorang dengan gangguan pendengaran dapat merasakan banyak manfaat, seperti rasa percaya diri, efektivitas kerja, keleluasaan beraktivitas, bahkan penggunaan alat bantu dengar juga dapat meningkatkan kinerja otak, meningkatkan daya ingat, dan juga kemampuan berbicara – dengan kata lain, alat bantu dengar dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan gangguan pendengaran.

Memory
Fakta: Alat bantu dengar memperbaiki memori dan kinerja otak.

Tertarik dengan sejumlah manfaat alat bantu dengar? Untuk mendapatkan alat bantu dengar dengan harga bersahabat, anda tidak perlu repot-repot menghabiskan waktu dan tenaga untuk mencari dan menawarnya – anda bisa kunjungi Medicalogy.com – kami menawarkan alat bantu dengar, khususnya jenis BTE (Behind The Ear) dengan harga yang terjangkau (on promo now!). Anda tinggal klik di sini, lalu tentukan pengirimannya, dan alat bantu dengar milik anda akan sampai dengan baik ke tempat anda. Jangan khawatir, kami pastikan barang sampai dengan sempurna dan kami sertakan garansi barang untuk anda.

deaf-510
Salah satu jenis alat bantu dengar: Behind The Ear (BTE)

Siap meningkatkan kualitas hidup? Yuk, berbelanja alat bantu dengar di Medicalogy.com! (Ad)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *