Alat Spirometri : Mulai dari Diagnosa Fungsi Paru hingga Mencegah Komplikasi

Oksigen adalah kebutuhan manusia yang paling penting, di antara kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti makanan atau minuman. Anda bisa bertahan 2 hari tanpa air atau 5 hari tanpa makanan, tapi dalam waktu 2-5 menit anda tidak mendapat oksigen, otak anda akan mematikan semua sistem penting dalam tubuh anda. Kebutuhan oksigen yang begitu besar membuat organ pemasok udara, yaitu paru-paru, menjadi sangat penting fungsinya.

Untuk menjamin kehidupan semua sel yang ada di dalam tubuh, tentu saluran pernapasan dan paru-paru harus berfungsi dengan baik karena mereka merupakan ‘gerbang keluar masuk’ bagi udara. Saluran udara trakea dan bronkus harus bebas dari penghalang, seperti lendir, makanan, atau massa (contoh: massa tumor). Paru-paru harus mengembang dan mengempis dengan bebas dan kantong-kantong alveoli harus memiliki daya tembus udara yang baik agar udara dapat leluasa keluar dan masuk peredaran darah.

Lung-Trachea-Alveoli

Namun, saluran pernapasan dan paru-paru dapat berkurang fungsinya karena berbagai macam hal dan gejala yang paling dominan adalah sesak napas. Sesak napas sendiri dapat terjadi karena berbagai macam hal, mulai dari penyakit infeksi saluran pernapasan atas, asma, hingga keganasan, dan penyakit gagal jantung – sesak napas dapat diakibatkan penurunan fungsi saluran pernapasan trakea dan bronkus ataupun penurunan fungsi paru-paru, sehingga untuk mengetahui penyebabnya diperlukan pemeriksaan yang cermat.

Segala macam penyakit yang dapat terjadi saluran pernapasan dan paru-paru telah dikelompokan menjadi dua jenis, menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, yaitu penyakit paru obstruktif dan restriktif. Kira-kira apa perbedaan penyakit paru obstruktif dan restriktif, dan apa saja contohnya, ya?

Penyakit Paru Obstruktif

Penyakit paru obstruktif adalah penyakit dimana paru mengalami kesulitan mengeluarkan udara dari paru karena adanya sumbatan pada saluran pernapasan (obstruksi, dalam bahasa Inggris obstructive, berarti sumbatan). Salah satu contoh dari penyakit paru obstruktif pasti tidak terdengar tidak asing bagi anda, yaitu asma. Contoh lainnya adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang meliputi bronkitis kronik dan emfisema, yang merupakan konsekuensi dari merokok dalam jangka waktu lama ataupun asma yang telah lama dibiarkan tidak terkontrol. Orang yang mengalami penyakit paru obstruktif kesulitan mengeluarkan udara dari dalam paru-parunya, sehingga pada akhir menghembuskan napas (ekspirasi), masih banyak tersisa udara pada paru-parunya karena saluran pernapasannya macet.

Pada penyakit asma, misalnya, jalur pernapasan menyempit karena otot-otot yang tegang dan tumpukan lendir, menyebabkan sumbatan.

Penyakit Paru Restriktif

Penyakit paru restriktif adalah penyakit paru dimana paru tidak bisa terisi penuh oleh udara, biasanya karena kemampuan paru untuk mengembang terbatas (restriksi, dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti membatasi). Paru tidak bisa memasukan udara sebanyak mungkin ketika mengambil napas (inspirasi). Ada banyak hal yang menyebabkan paru tidak bisa mengembang dengan maksimal, di antaranya adalah masalah syaraf dan otot pernapasan seperti pada penyakit distrofi otot, atau bergantinya jaringan paru yang harusnya elastis menjadi jaringan parut yang kaku seperti pada penyakit pneumonia.

Masalah postural seperti kegemukan dan skoliosis juga dapat menyebabkan penyakit paru restriktif. Pada kasus kegemukan, lemak tubuh memakan banyak tempat sehingga mendesak paru dan mengurangi kemampuan paru untuk mengembang, sementara pada skoliosis, tulang belakang membentuk huruf “S” sehingga badanpun menjadi miring. Postur yang tentunya tidak normal ini membuat paru berada di dalam posisi yang tidak normal juga, sehingga daya kembang paru berkurang.

Skoliosis: Perhatikan ronsen yang menampakan paru-paru terdesak sehingga tidak dapat mengembang dengan baik.

Saat Seseorang Datang dengan Sesak Napas, Bagaimana Membedakan Obstruktif atau Restriktif?

Hampir semua orang yang memiliki penyakit paru datang dengan riwayat sesak napas, bisa disertai dengan atau tanpa batuk. Orang tersebut akan menjalani anamnesis (sesi tanya jawab dengan dokter) jika masih dalam kondisi kooperatif dan menjalani pemeriksaan fisik paru yang dilakukan dengan stetoskop, namun suara paru terkadang kurang khas untuk menandakan suatu penyakit sehingga dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi penyakit paru yang diderita pasien dengan menggunakan spirometer.

Apakah itu Spirometer?

Spirometer adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur seberapa banyak udara yang bisa dihirup dan dihembuskan oleh seseorang dalam durasi tertentu. Proses pengukuran itu sendiri dinamakan spirometri. Nah, inilah rupa alat spirometer.

table-spirometer

Bisa kita amati – alat ini terdiri atas corong mulut (mouthpiece, yang berada paling kanan pada gambar), lalu ada beberapa tombol (yang biasanya digunakan untuk menginput data yang penting bagi pemeriksaan spirometer, seperti nama, umur, tinggi badan). Beberapa jenis spirometer dilengkapi dengan layar yang besar dan juga pencetak hasil seperti pada gambar ini, walaupun ada jenis lain yang lebih kecil dan harus disambungkan terlebih dulu ke printer untuk mencetak hasil. Intinya, spirometer mendeteksi tekanan udara yang dihasilkan oleh kita saat kita menghembuskan napas. Tekanan ini kemudian dikonversikan menjadi volume udara yang dilaporkan dalam bentuk grafik yang menunjukan volume dan kapasitas paru-paru yang dinamakan spirogram.

2142_03_Figure1_500
Contoh hasil tes spirometri. Perhatikan grafik spirogram.

Bagaimana Cara Melakukan Pemeriksaan Spirometri?

Biasanya pasien akan diposisikan dalam keadaan duduk tegak untuk menjalani pemeriksaan ini dan ditanya lebih dulu mengenai usia, tinggi badan, riwayat merokok, dan riwayat asma karena interpretasi hasil spirometri akan sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Keterangan-keterangan ini kemudian akan diinput ke dalam spirometer.

P1010076

Pasien akan diminta melakukan 3 kali pemeriksaan spirometri. Pemeriksaan yang pertama, pasien akan diminta memakai penjepit hidung dan mouthpiece, lalu menarik napas biasa dan diminta menghembuskan napas dengan maksimal tanpa terputus selama beberapa detik. Yang kedua, pasien akan diminta menarik napas dalam dan diminta mengehembuskan napas dengan maksimal tanpa terputus selama beberapa detik. Kedua pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur Kapasitas Vital Paru (Vital Capacity).

Pemeriksaan ketiga betujuan mengukur Kapasitas Vital Paksa Paru (Forced Vital Capacity – FVC). Pasien akan diminta untuk menarik napas kuat tanpa mengenakan mouthpiece dan menghembuskan napas dengan kuat dan maksimal dengan mengenakan mouthpiece setelahnya. Setelah 3 kali dilakukan pemeriksaan, maka hasil dapat dicetak dan dievaluasi.

Bagaimana Cara Mengetahui Penyakit Paru Lewat Spirometri?

Pada hasil spirometri, terdapat grafik dan data berupa angka yang menggambarkan volume dan kapasitas paru. Nah, anda harus lebih memperhatikan angka yang tertera pada bagian FEV1 dan FVC.

FEV1 atau Forced Expiratory Volume adalah berapa banyak udara yang dapat dihembuskan keluar dalam 1 detik dengan cara menghembuskan napas dengan kuat.

FVC atau Forced Vital Capacity adalah berapa banyak udara yang mampu dihembuskan keluar dengan kuat setelah menarik napas dalam.

Selain FEV1 dan FVC, terdapat juga rasio FEV1/FVC. Simpelnya, rasio ini ingin memberitahu anda berapa udara yang mampu anda keluarkan dalam 1 detik dari total udara yang sebenarnya bisa anda keluarkan.

Mungkin agak kompleks, namun kita sudah sampai ke intinya!

Pada orang yang telah lama merokok atau memiliki riwayat asma tidak terkontrol yang dibiarkan tanpa pengobatan, biasanya saluran udaranya menyempit, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengeluarkan udara dari paru-parunya, sehingga udara yang keluar dalam waktu 1 menit pasti sedikit sehingga FEV1 turun. Karena FEV1 turun, maka rasio FEV1/FVC akan semakin menurun.

Orang yang memiliki rasio FEV1/FVC kurang dari 70% dengan FEV1 kurang dari 80% kemungkinan menderita penyakit paru obstruktif.

3-excuses-for-smoking-1
Merokok merupakan salah satu penyebab dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK, atau bahasa kerennya: COPD)

Pada orang yang mengalami pneumonia, gagal jantung, atau kelainan otot pernapasan biasanya daya kembang kempis paru menurun sehingga baik FEV1 maupun FVC pasti menurun, sehingga rasio normal.

Orang yang memiliki rasio FEV1/FVC yang normal (di atas 70%) namun FEV1 maupun FVC menurun kemungkinan menderita penyakit paru restriktif.

128765-004-8D5E8DD1
Salah satu penyebab penyakit paru restriktif adalah efusi pleura (cairan di dalam rongga pembungkus paru), biasanya disebabkan penyakit gagal jantung.

Intinya, menentukan fungsi paru hanya melalui tanya jawab dengan pasien mengenai riwayat dan melakukan pemeriksaan fisik dengan stetoskop tidaklah cukup. Spirometer telah menjadi alat wajib bagi pemeriksaan fungsi paru dasar. Segala hal yang telah dijelaskan di atas memang kompleks; tapi jika anda telah memiliki spirometer, anda tinggal menggunakannya dan mencocokan masing-masing nilai pada hasil dengan standar yang ada, karena sekarang spirometer sudah dilengkapi teknologi canggih dan mempermudah anda dalam membaca hasil.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Pemeriksaan dengan stetoskop tidak cukup, lengkapi dengan pemeriksaan spirometri!

Spirometer sangat besar peranannya dalam mendiagnosa fungsi paru, memonitor keparahan penyakit, mengevaluasi obat, dan apabila penggunaannya tepat, maka dapat mencegah komplikasi pada orang-orang dengan penyakit paru. Dengan mencegah komplikasi, anda sudah turut membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup.

[Baca juga: Nebulizer: Mesin Uap yang Meningkatkan Kualitas Hidup]

Peran spirometer sangat penting untuk jangka waktu yang panjang dan medicalogy.com siap membantu dalam meningkatkan kualitas hidup orang-orang dengan penyakit paru. Medicalogy.com adalah toko alat kesehatan dan rumah sakit online yang menjual beraneka ragam spirometer dengan harga bersahabat. Anda juga bisa melakukan penawaran harga pada kami dengan mengisi form yang kami sediakan – anda akan merasakan sensasi belanja online seperti belanja sungguhan. Takut dengan kualitas barang? Jangan khawatir, kami menggaransi barang anda 100% dan memastikannya untuk sampai ke tangan anda.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, diagnosa fungsi paru dan cegah komplikasi penyakit paru dari awal dengan spirometer dari Medicalogy.com! (Ad)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *