7 Alasan Belanja Obat dan Alkes di Pasar Pramuka

Pasar Pramuka adalah pusat grosir obat, alat kesehatan, serta alat kedokteran yang sangat dikenal di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Disebut juga sebagai ‘Apotik Rakyat’ terbesar di Indonesia yang terkenal dengan kelengkapan produk-produk kesehatan dan harga ‘bersahabat’ yang terjangkau untuk semua kalangan masyarakat. Pasar Pramuka ini sudah berdiri semenjak tahun 1975 dan berlokasi di Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Buka mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore. Biarpun memiliki 4 tingkat, aktivitas perdagangan di Pasar Pramuka ini lebih banyak terjadi di lantai 1 sampai lantai 2, dikarenakan kebanyakan penjual dan distributor utama berada di lantai-lantai dasar.

Penjualan obat di Pasar Pramuka ini tergolong bebas dan tidak memerlukan resep dokter atau apoteker. Walaupun begitu obat-obatan yang diperjualbelikan di Pasar Pramuka ini diakui asli dan berstempel dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Para pedagang berani memasang harga yang lebih murah dibanding klinik dan apotek dikarenakan mereka membeli langsung dari distributor yang memberi harga murah juga. Ada beberapa jenis obat yang disebut ‘obat keras’ seperti obat ginjal, obat jantung, malaria yang sangat dicari di Pasar Pramuka ini.

Untuk urusan alat kesehatan Pasar Pramuka bisa dikatakan lengkap, mulai dari alat kesehatan umum semacam termometer, timbangan, atau alat ukur tensi darah sampai jas dokter, mikroskop dan alat kedokteran lain juga tersedia di sini. Di bawah ini akan diuraikan tujuh alasan kenapa belanja di Pasar Pramuka adalah opsi yang sangat baik bagi konsumen, pedagang, serta masyarakat luas.

PP-1

  1. Harga barangnya yang lebih murah

Sudah jadi rahasia umum, bahwa belanja di Pasar Pramuka kita bisa membeli obat atau alat kesehatan yang kita cari dengan harga ‘miring’. Menurut para pedagang di sini mereka mendapat supply barang dari distributor langsung dengan harga yang murah, karena itulah harga obat dan alat kesehatan disini lebih murah.

Untuk obat-obatan, harga di sini dikatakan lebih murah sekitar 20% dari harga klinik dan apotek. Misalnya saja harga Mefinal, obat untuk sakit gigi, adalah sekitar Rp 10.000 dibandingkan dengan harga apotik yang bisa mencapai Rp 14.000 atau Parasetamol yang bisa dibeli cukup dengan Rp 2.000 saja. Walaupun harga di tiap toko berbeda, biasanya beda harga di Pasar Pramuka ini tidak lebih dari Rp 10.000.

  1. Kesempatan untuk tawar-menawar

Selain harga yang bersahabat, Pasar Pramuka juga menawarkan opsi tawar menawar untuk konsumen. Para pembeli biasanya mencari tahu harga pasaran suatu barang di luar, lalu membandingkan harga pasaran di Pasar Pramuka yang biasanya bersilisih sekitar Rp 10.000 saja, barulah mereka memulai proses tawar menawar. Tentunya untuk para pembeli yang sudah terbilang pelanggan tetap akan lebih leluasa dalam tawar menawar dengan penjual di sini. Kebanyakan penjual di dalam Pasar Pramuka ini melayani tawar menawar pada umumnya, jadi tidak ada alasan untuk para pembeli untuk tidak mencoba menawar harga yang lebih murah ketika membeli.

PP-2

  1. Terbilang lengkap

Masyarakat umum, praktisi di bidang medis, sampai para pelajar medis juga tahu bahwa obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang ada di Pasar Pramuka ini terbilang lengkap. Ada sekitar 195 toko di Pasar Pramuka ini. Dari obat ringan semacam obat flu dan demam sampai obat keras seperti obat jantung, hati, ginjal, atau malaria juga tersedia di dalam sini.

Alat kesehatan yang ada juga beragam, dari yang umum semacam termometer, kursi roda, ada juga seragam medis dan stetoskop, sampai ke alat ortopedi dan alat-alat medis rumah sakit. Sebab itulah yang berbelanja di Pasar Pramuka ini datang dari berbagai kalangan.

  1. Buka dari pagi dan setiap hari

Buka sejak pukul tujuh pagi dan setiap hari, tentunya menjadi keuntungan untuk ‘Apotek Rakyat’ ini. Apalagi untuk warga sekitaran Jakarta Timur, keperluan mendadak jadi bisa teratasi, mengingat lengkapnya Pasar Pramuka ini. Walaupun banyak sekarang apotek dan klinik 24 jam dimana-mana, bisa saja ada obat yang diperlukan sedang habis stoknya, sementara Pasar Pramuka dengan banyaknya toko yang ada bisa menjadi pilihan utama untuk mencari obat tertentu.

‘Apotek Rakyat’ ini buka setiap hari dari jam tujuh pagi sampai dengan jam lima sore dan biasanya paling ramai di hari minggu.

PP-3

  1. Tidak membenarkan barang palsu

Harga ‘pasaran’ yang murah di Pasar Pramuka tentunya memicu pertanyaan, “Apakah obat dan alkes yang diperjual-belikan di sini terjamin kualitasnya?”. Para pedagang di Pasar Pramuka ini membentuk Koperasi Pasar Pedagang Farmasi dan Alat Kesehatan Pasar Pramuka sebagai salah satu upaya memerangi pemalsuan barang dagangan di sini, terutama obat. Dengan spanduk besar bertuliskan “Pedagang Pasar Pramuka Tidak Mendukung Pemberantasan Obat Palsu” mereka tidak membenarkan peredaran barang dan obat palsu.

Meski begitu tetap saja ada oknum penjual obat palsu yang lolos dan berkeliaran di ‘Apotek Rakyat’ ini. Menurut kesaksian seorang penjual, oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menjual obat palsu ini bukanlah bagian dari pedagang sekitar. Mereka hanya berjualan obat secara eceran dan berkeliling tanpa memiliki kios di sini.

  1. Obat berstempel dari BPOM

Para penjual di sini meyakini jualan mereka terjamin kualitasnya dan sudah kewajiban bagi mereka untuk menjaga mutu dagangannya. Karena itu tidak sembarangan juga barang yang bisa didagangkan di Pasar Pramuka ini, terutama barang dagangan yang sifatnya sensitif seperti obat. Setiap obat yang diperjual-belikan di sini haruslah dilengkapi dengan adanya stempel langsung dari Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM). BPOM sendiri acapkali melakukan razia atau sidak untuk meminimalisir peredaran obat ilegal.

  1. Lebih murah membeli secara grosiran

Tahukah kalian, walaupun sebutannya ‘Apotek Rakyat’ jumlah pemasukan besar ke para penjual di Pasar Pramuka ini justru berasal dari pemilik klinik, pemilik apotek, dokter, atau malah pedagang obat lain. Hal ini dikarenakan Pasar Pramuka umumnya memberi potongan harga yang lebih murah untuk para pembeli grosiran ini. Apalagi semisal sudah menjadi ‘langganan tetap’ tentulah bisa mendapat harga yang lebih murah lagi. Biasanya di hari minggu, Pasar Pramuka dipenuhi oleh para pembeli grosiran ini.

PP-4

Meskipun alasan-alasan diatas sudah diterangkan, tentang untungnya berbelanja obat dan alkes di Pasar Pramuka, kita tetap harus berpikir kritis dan jeli dalam membeli. Pasar Pramuka pun bukannya tidak lolos dari cacat. Sempat merebak adanya isu tentang praktik penjualan obat ilegal, kadaluwarsa, dan palsu. Bahkan razia dari BPOM pun sempat menemukan obat-obat semacam itu di kios-kios di Pasar Pramuka. Juga dengan adanya kehadiran penjual eceran yang menawarkan harga yang lebih murah lagi tapi tidak bisa dijamin mutunya. Dikarenakan sistem jual beli yang bebas dan tanpa resep, hal-hal sepertinya terkadang luput dari pengawasan. Maka dari itu tetap berhati-hatilah dalam berbelanja di Pasar Pramuka.(dwy)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

3 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *