Mulai dari Olahraga hingga Akupuntur: Ketahui Cara Induksi Persalinan Alami

Momen kelahiran pastinya menjadi saat yang mendebarkan sekaligus menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil. Semua jadwal kontrol, jadwal pencitraan dengan USG, hingga berpantang makanan pun sudah dilakukan demi lancarnya persalinan yang mengantarkan si kecil ke dunia.

Bagi ibu hamil yang ingin bersalin secara normal, persalinan biasanya diawali dengan kontraksi-kontraksi perut yang dinamakan kontraksi Braxton-Hicks pada usia kehamilan 38-39 minggu. Namun, bagaimana bila sudah lewat 39 bulan, tapi kontraksi belum terasa? Biasanya induksi persalinan akan dilakukan untuk mengatasinya. Induksi dapat dilakukan secara alami dan juga dengan bantuan obat-obatan, beberapa bisa dilakukan sendiri di rumah, namun beberapa lainnya harus di lakukan dan di supervisi oleh dokter atau bidan.

Kali ini, Medicalogy akan membahas mengenai berbagai cara memancing (menginduksi) persalinan normal yang alami bagi ibu hamil. Jangan khawatir dan keep reading, ya!

Cara induksi persalinan #1: Berolahraga

Berolahraga adalah pilihan paling simpel, murah, dan aman untuk menginduksi persalinan. Berolahraga yang disarankan adalah dengan menaiki tangga atau berjalan kaki. Bagaimana cara sesimpel berolahraga dapat menginduksi persalinan?

Anda tentu ingat dengan gravitasi bukan? Ya, gravitasi adalah sebuah gaya yang membuat kita menapak di tanah. Dengan berolahraga, secara tidak sadar kita mengaplikasikan prinsip gravitasi pada kandungan kita. Perhatikan gambar berikut ini:

pregnancyorgansjpg

Berolahraga membuat bayi di dalam kandungan terkena efek gravitasi yang menarik ia ke dasar panggul. Beban yang lebih berat di dasar panggul ini akan membuat serviks (leher rahim) terbuka lebih cepat karena adanya tekanan dari atas sehingga persalinan bisa terjadi lebih cepat.

Walaupun cara ini belum tentu berhasil bila diterapkan, dokter akan tetap menyarankan untuk berolahraga, terutama jika kehamilan anda adalah kehamilan sungsang setelah diperiksa melalui pemeriksaan fisik atau pemeriksaan USG. Berolahraga dapat membantu janin yang sungsang untuk “berputar” ke posisi yang benar, terutama apabila kehamilan anda masih berkisar 7 bulan.

Cara induksi persalinan #2: Rangsang puting

Selain berolahraga, anda mungkin dapat merangsang puting untuk mempercepat kelahiran. Rangsang puting dilakukan dengan memijat dan mencubit puting susu selama beberapa menit hingga satu jam – seperti layaknya puting sedang disusui oleh bayi. Dengan gerakan ini, hormon oksitosin akan dilepaskan dalam tubuh. Hormon oksitosin sangat penting dalam persalinan, karena ia berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim. Kontraksi uterus sangat dibutuhkan untuk memulai persalinan dan juga untuk menghentikan pendarahan pascasalin, maka biasanya setelah persalinan normal akan dilakukan rangsang puting kembali disertai dengan injeksi hormon oksitosin.

aid6687611-728px-Do-Nipple-Stimulation-to-Induce-Labor-Step-8-Version-3

Selain itu, hormon oksitosin juga sangat berperan di dalam proses menyusui. Ketika bayi menyusui, puting susu ibu akan terstimulasi dan oksitosin terus dilepaskan ke dalam tubuh. Oksitosin ini akan melancarkan pengeluaran ASI dan memberikan perasaan tenang dan rileks, karena ia adalah hormon yang menurunkan tingkat kecemasan.

Cara induksi persalinan #3: Berhubungan seksual

Berhubungan seksual mungkin bisa menjadi pilihan untuk merangsang persalinan bagi ibu hamil yang sudah mendekati tanggal persalinan. Walaupun mungkin peluangnya lebih kecil daripada berolahraga atau rangsang puting, tapi cara ini tetap memiliki teori sehingga layak menjadi pertimbangan.

Be-Hot-Step-21

Saat berhubungan seksual, hormon oksitosin akan dilepaskan dalam tubuh seorang perempuan. Hormon oksitosin ini, selain membuat rileks, juga meningkatkan rasa percaya dan juga meningkatkan ikatan batin (bonding) dengan pasangan. Hormon oksitosin juga yang akan merangsang kontraksi uterus, seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya.

Cara induksi persalinan #4: Melepaskan selaput ketuban

Jika anda merasa kelahiran anda sudah lewat waktu dan belum merasakan kontraksi, mungkin dokter akan menyarankan melepaskan selaput ketuban untuk merangsang persalinan. Dokter anda akan memasukan jari ke jalan lahir, lalu melepaskan selaput ketuban bagian bawah dari segmen bawah rahim seperti pada gambar berikut.

membrane stripping

Pelepasan selaput ketuban ini akan membuat serviks menipis dan melebar lalu merangsang produksi hormon prostaglandin, hormon lainnya yang penting untuk persalinan.

Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan menanyakan pada anda mengenai riwayat kehamilan dan juga melakukan pemeriksaan USG. Mengapa begitu? Untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan, dokter harus lebih dulu memastikan apakah keadaan kandungan normal: plasenta tidak terdapat di bawah, janin tidak sungsang, dan keadaan lainnya.

Metode ini sangat efektif untuk merangsang persalinan dibanding berolahraga atau berhubungan seksual, hanya saja cara ini tidak bisa lakukan sendiri di rumah dan prosedur yang dilakukan harus steril agar tidak menimbulkan infeksi pada kandungan. Jadi, jangan coba-coba dilakukan sendiri, ya.

Cara induksi persalinan #5: Akupuntur dan akupresur

Beberapa sumber menyarankan akupuntur dan akupresur sebagai cara induksi kehamilan. Dari namanya saja kita sudah bisa mengetahui prosedur apa yang harus dilakukan, yaitu dengan menekan beberapa titik vital yang terhubung ke organ reproduksi dengan jarum (akupuntur) dan dengan pijat atau penekanan langsung (akupresur). Titik vital yang terhubung ke alat reproduksi wanita ada di tangan, kaki, dan pinggang, sehingga tekanan di aplikasikan pada daerah-daerah tersebut.

Acupressure-to-Induce-Labour-finger

aid1687602-728px-Use-Acupressure-to-Induce-Labour-Step-4-Version-3

Walaupun akupuntur dan akupresur tidak secara signifikan merangsang persalinan seperti pijat puting dan pelepasan selaput ketuban, tapi beberapa penelitian mengungkapkan bahwa cara ini menurunkan tingkat kebutuhan untuk dilakukannya persalinan cesar pada wanita hamil.

Nah, 5 cara tadi bisa dicoba untuk memancing persalinan bagi ibu hamil yang tengah gelisah menunggu kontraksi. Tapi perlu diingat, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan induksi persalinan:

  1. Pastikan janin sudah cukup usia. Bagaimana memastikannya? Selain menghitung dengan perhitungan hari pertama haid terakhir, usia kehamilan juga harus dikaji lebih jauh dengan melakukan pemeriksaan USG sejak awal kehamilan.
  2. Pastikan presentasi janin adalah presentasi kepala – dengan kata lain, tidak sungsang. Persalinan yang sungsang lebih melelahkan dan lebih sulit dilakukan daripada persalinan janin dengan kepala di bawah. Untuk beberapa kasus ekstrim seperti sungsang dengan presentasi punggung (janin melintang), dokter akan menyarankan untuk melakukan prosedur cesar. Bagaimana bisa mengetahui presentasi janin? Pertama dokter akan melakukan pemeriksaan fisik Leopold untuk mengetahui dimana kepala, punggung, dan bokong, kemudian dipastikan lagi melalui imaging, yaitu dengan USG.
  3. Pastikan ibu sudah siap secara fisik dan mental. Jangan lakukan prosedur ini jika ibu sedang sakit sehingga tidak bisa mengejan dengan baik, atau belum siap secara mental. Kesiapan adalah kunci persalinan, bukan?
  4. Jika ingin melakukan induksi di rumah, pastikan jarak rumah dengan fasilitas pelayanan kesehatan tidak terlampau jauh agar tidak sulit untuk mentransfer ibu untuk bersalin jika memang induksi yang dilakukan berhasil.
  5. Pastikan seluruh penyakit bawaan ibu (pre-eklamsia, eklamsia, diabetes gestasional) sudah tertangani dengan baik. Alangkah baiknya, ibu hamil dengan riwayat gula darah tinggi, hipertensi, eklamsia, pre-eklamsia, kejang, dan riwayat penyakit lainnya tidak melakukan induksi sendiri. Induksi lebih aman jika bersama tenaga ahli seperti dokter atau bidan.

Ibu hamil boleh melakukan induksi asalkan kondisi ibu dan janin normal. Bagaimana untuk memastikan bahwa kondisi ibu dan janin normal? Caranya adalah dengan rutin melakukan antenatal care – kontrol selama kehamilan, karena pada saat kontrol, dokter dan bidan yang kompeten akan melakukan pengecekan secara lengkap, mulai dari gejala yang dialami ibu, riwayat penyakit ibu yang perlu dikontrol, hingga kondisi janin mulai dari pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan USG dan doppler.

LEOPOLD
Pemeriksaan Leopold

fetal_doppler_sonoline_b_grande

USG bertindak sebagai ‘kamera’ yang mendeteksi kondisi fisik bayi dan doppler sebagai ‘perekam’ yang mendeteksi detak jantung janin. USG sangat penting untuk melihat apakah janin hanya ada satu atau kembar, apakah ada kelainan struktural, apakah bayi kecil atau besar, dan juga mencocokan perhitungan usia kehamilan agar tanggal persalinan bisa diperkirakan. Fetal doppler sangat penting untuk memastikan apakah janin tersebut hidup melalui detak jantung yang dideteksinya; apabila hidup, apakah ia berada dalam keadaan stress, karena detak jantung yang terlalu cepat menandakan janin berada dalam keadaan stress – bisa jadi karena terjerat tali pusar atau tersedak mekonium. Fetal doppler menjadi sangat penting terutama pada kondisi gawat janin, seperti yang telah ditulis di atas. Bahkan saking pentingnya fetal doppler, ia kini hadir ke dalam bentuk mini yang bisa dioperasikan sendiri dari rumah.

DOPPLUSG

Intinya, kontraksi yang belum muncul pada saat cukup bulan atau lebih dari cukup bulan itu memang mengkhawatirkan. Ibu hamil boleh melakukan induksi asalkan kondisi ibu dan janin normal, serta siap secara fisik dan mental. Sekali lagi, kesiapan adalah salah satu syarat persalinan, bukan? (Ad)

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *